Isnin, 30 Januari 2012

Ketika ajal menjemput, sudah siapkah kita?

Malam dingin udara terasa menusuk. Air mata menitis, mengalir begitu saja. Mengingatkan kematian akan hadir bila2 saja. Bahkan bila Allah mentakdirkan detik ini kita meninggal dunia, maka sekarang ini pun kitaakan mati  dan kita tidak dapat menolaknya. Kita tidak bisa berbuat apapun, sekalipun kita berlari ke hujung dunia, kematian tetap menjemput kita. Rumah tiba-tiba penuh dengan tangisan. Anak-anak kita menangis. Pasangan hidup kita menangis. Orang tua kita menangis. Teman, kerabat, tetangga, mereka semua menangis (Mungkin?). Kita hanya bisa membisu, jasad kita dimandikan, dikafani, kemudian disoolatkan. Selesai solat, tubuh kita dimasukkan ke dalam keranda. Diangkat dan diletakkan  ke liang lahat. Diringi isak tangis orang-orang yang kita kasihi.

Tubuh kita diturunkan diliang lahat seukuran tubuh kita. Dimiringkan ke arah kiblat. Ditutup dengan papan. Tinggallah diri kita dalam kegelapan, sendirian dan kesepian. Tiada seorang pun yang akan menemani diri kita. Bahkan orang paling mencintai kita sekali pun pergi meninggalkan kita. Hanyalah amal kebaikan kita selama hidup di dunia yang menemani kita. Amal kebaikan itulah yang menjadi bekal kita. "Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai dikerongkong dan dikatakan kepadaNya. 'Siapakah yang dapat menyembuhkanmu?' dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia telah tiba dan tautan betis kiri dan betis kanan. kepada Tuhanmu-lah pada hari itu kamu dihalau."(QS. al-Qiyamaah : 26-30).

Ketika ajal menjemput, sudah siapkah kita?

~Sekadar Renungan

Tiada ulasan:

Catat Ulasan